Hipotesis tentang Penyebab Autisme

 Autisme adalah kelainan neurologis yang sangat serius, menentukan perubahan perilaku dramatis pada anak-anak yang terkena dampaknya, sangat mengubah perkembangan psikis dan fisik mereka. Autisme bertanggung jawab atas modifikasi dalam interaksi sosial, fungsi kognitif dan juga keterampilan komunikasi. Anak autis rentan terhadap alergi, kondisi pernapasan yang berbeda, masalah pencernaan, epilepsi, residivasi penyakit virus, gangguan tidur dan masalah pencernaan.   

 

Penyebab autisme belum sepenuhnya diklarifikasi. Dalam kasus anak autis, faktor-faktor yang bertanggung jawab untuk mengganggu aktivitas neurologis normal mereka masih dalam perdebatan. Aspek yang sangat menarik dari gangguan ini adalah autisme regresif. Anak-anak yang didiagnosis autisme regresif berkembang secara normal sampai mereka tiba-tiba mengalami perubahan perilaku dan kekurangan bicara.  

 

Para ilmuwan percaya bahwa penyebab autisme memiliki banyak sifat. Studi menunjukkan berbagai faktor yang saling terkait yang dapat memicu gangguan. Para ahli mengklaim bahwa faktor genetik tertentu mungkin bertanggung jawab atas perkembangan autisme. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa ada faktor lingkungan, metabolisme dan imunologis yang terlibat dalam memperoleh autisme. 

 

Statistik menunjukkan karakteristik herediter autisme. Dalam kasus keluarga dengan sudah satu anak autis, ada kemungkinan besar memiliki anak lain yang rentan terhadap perkembangan gangguan. Karena gangguan genetik, ada kemungkinan antara tiga dan sepuluh persen untuk keluarga dengan satu anak yang terkena memiliki anak autis lain.  

 

Dipercayai bahwa beberapa gen berbeda menentukan perkembangan autisme. Namun, saat ini para ilmuwan tidak dapat membangun hubungan antara gen yang tidak berfungsi dan autisme. Meskipun keberadaan komponen genetik dalam perkembangan autisme telah dikonfirmasi, penyebab autisme aktual masih dapat diperdebatkan.  

 

Studi di lapangan menunjukkan hubungan antara autisme dan penyakit atau gangguan sebelumnya seperti kondisi metabolisme, infeksi bakteri parah, kelainan genetik, gangguan neurologis atau anomali otak. Namun, meskipun gangguan ini dianggap meningkatkan peluang mengembangkan bentuk autisme, mereka sendiri tidak dapat menyebabkan autisme, karena temuan penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak yang menderita penyakit tersebut tidak autis. Sangat diyakini bahwa penyebab autisme adalah komponen genetik yang berinteraksi dengan gangguan lingkungan.  

 

Di masa lalu, ada banyak teori yang menopang karakter psikologis autisme. Orang tua paling sering disalahkan atas gangguan autis yang dikembangkan oleh anak-anak mereka, karena keyakinan bahwa penyebab autisme adalah trauma emosional pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Namun, hari ini hipotesis ini telah bertentangan dengan penelitian di lapangan.  

 

Penyebab autisme aktual tetap menjadi teka-teki, meskipun gangguan neurologis seperti itu telah menarik perhatian banyak ilmuwan dan ahli medis. Meskipun penelitian telah bertentangan dengan banyak anggapan dan kepercayaan yang tidak akurat, sains modern belum dapat memberikan obat dengan jawaban yang konkret dan masuk akal untuk penyebab autisme.